Anies Baswedan usai diperiksa KPK terkait pengadaan Formula E, Rabu (7/9/2022). Dok: Instagram @aniesbaswedan

JAKARTA – Kondisi Anies Baswedan selaku calon presiden yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dinilai memiliki beberapa kesamaan dengan nominator calon presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Direktur Politic and public policy studies (P3S), Jerry Massie menilai kondisi Anies Baswedan dan Donald Trump memiliki beberapa kesamaan.

“Dibilang berbeda, ya berbeda. Anies memasuki kontestasi Capres setelah sebelumnya pernah menjadi Gubernur. Sementara, Trump, ia sudah menjadi Presiden dan tak pernah menjadi Gubernur. Tapi ada kesamaannya,” kata Jerry kepada Indonesiaparlemen.com, Sabtu (24/6/2023).

Menurutnya, kesamaan mereka yakni keduanya sedang menghadapi tuduhan saat proses pemilihan Presiden akan berlangsung.

“Trump dituduh melakukan kejahatan dan perkaranya sementara bergulir di Pengadilan Miami Florida. Padahal banyak pakar hukum Amerika tak manggangap Trump melakukan kejahatan seperti 33 kejahatan yang dituduhkan Jaksa wilayah Manhattan pada dirinya,” paparnya.

Sementara Anies, kata Jerry, sedang terkait pada dugaan korupsi pada pembangunan sirkuit Formula-E Jakarta.

“Jelang pilpres dosa-dosa Anies mulai diungkit. Yang saya heran lomba Formula E meraup untung Rp5 miliar tapi Anies tetap jadi target. Justru Sirkuit Mandalika meninggalkan hutang senilai Rp4.5 triliun tapi jauh dari sentuhan hukum. Seharusnya KPK turun tangan atas informasi yang kini heboh,” paparnya lagi.

Dia menyebutkan cara picik untuk menjegal dan menyingkirkan lawan politik adalah membawa dia ke penjara.

“Memang politik adalah pembunuh karakter terbesar. Seperti dialami Trump yang dinominasikan akan running pada presidential election Amerika Serikat tahun depan. Trump terus dikejar oleh Partai Demokrat untik menjebloskan ke dalam jeruji besi. Dan nasib yang sama pun saya lihat terjadi pada Anies. Tak ada bukti keterlibatan Anies tapi terus dikejar,” kata Jerry.

Sebelumnya, survei yang dilakukan Kedai Kopi, menyebut bahwa 61,3 persen responden menginginkan perubahan dan hanya 38,7 persen yang masih berharap program Jokowi dilanjutkan.

Sementara, di Amerika Serikat dalam jajak pendapat dan survei dari sejumlah lembaga, Trump unggul 10 poin atas Joe Biden.

Terakhir mantan Presiden Amerika ke-45 ini unggul 6 poin. Begitu pula capres Republikan lainnya, Ron de Santis kalah telak dari Trump.

“Kalau Trump adalah diotaki oleh George Soros otak komunis dan sosialis pembenci Trump. Jaksa Alvin Bragg salah satu jaksa yang di danai Soros,” pungkas Jerry. (*)