Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Diusung sebagai Capres PDIP, Jumat (21/4/2023). Dok: ist

JAKARTA – Usai deklarasi Ganjar Pranowo sebagai Bakal Calon Presiden PDIP, Pengamat Politik Indonesia Ujang Komarudin menilai pertarungannnya bukan hanya Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. Tetapi juga dengan Prabowo Subianto.

“Kita mengetahui terakhir Prabowo memiliki elektabiltas yang tinggi disusul oleh Ganjar, dan Anies. Jadi kalau tidak ada halangan Anies bisa jadi Capres untuk di daftarkan di KPU pada September 2023,” ujarnya kepada Indonesiaparlemen.com di Jakarta, Jumat (21/4/2023).

Menurutnya, kemungkinan besar ada tiga poros di Pilpres 2024 mendatang. Yakni Ganjar Pranowo dari PDIP, Prabowo dari Koalisi Indonesia Raya, dan Anies Baswedan.

“Misalkan tiga capres ini jadi bergerak sesuai prediksi, kemungkinan akan ada dua putaran dan lihat nanti siapa yang akan menang di dua putaran. Dalam dua putaran tersebut, kita bisa melihat apakah ada dua poros atau tiga poros,” ucap Ujang.

Dia menyarankan saat ini PDIP harus mulai memikirkan siapa yang hendak dipasangkan dengan Ganjar Pranowo. Dengan cara, kata dia, dicarikan mitra koalisinya. Meski begitu, menurutnya jika PDIP maju sendiri, akan dianggap sombong dan dianggap sebagai musuh bersama.

“Sekuat-kuatnya PDIP itu sendiri hanya 20 persen, sedangkan untuk memenangkan pertarungan membutuhkan 50 persen lebih,” ujar dia.

Oleh karena itu, kata Ujang, penting mencari mitra koalisi dari partai berbasis Islam. Jadi karena PDIP itu berbasis nasionalis butuh koalisi dengan partai islam.

Kedua, lanjut kata dia, PDIP harus mencari figur atau sosok yang dekat dengan umat islam. Karena menurut Ujang, sinergi gabungan antara kekuatan nasionalis dengan kelompok Islam menjadi hal yang penting.

“Misalkan cawapresnya dari Ridwan Kamil atau Mahfud MD. Lebih baik cawapresnya Mahfud karena lebih deket dengan Islam,” pungkas dia.

Jurnalis: Agung Nugroho