JAKARTA – Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Indra Charismiadji mengkritik pernyataan Sekretaris Jenderal TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid tentang rencana refocusing dan realokasi dana pendidikan, perlindungan sosial dan dana Kesehatan dari APBN untuk membiayai program Makan Siang Gratis yang menjadi unggulan pasangan nomor 2 itu.
Menurut Indra, usulan pasangan Prabowo-Gibran itu merupakan bentuk pelanggaran konstitusi demi kepentingan elektoral semata.
“Kubu 02 (Prabowo-Gibran) sepertinya tidak paham pasal 31 ayat 2, yang mewajibkan setiap warga negara mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya,” kata Indra.
Indra mengatakan menurut data BPS masih sekitar 20% anak Indonesia belum bersekolah sampai tingkat SMP.
“Dari yang bersekolah pun, banyak yang sekolahnya di sekolah swasta yang tentunya belum dibiayai pemerintah sesuai amanat konstitusi. Harusnya siapapun yang menang dalam kontestasi pilpres fokus memenuhi hak asasi anak Indonesia dulu sebelum membuat program lainnya,” ujar dia.
Indra merinci, anggaran pendidikan sebesar Rp 660 Triliun dipakai Rp 450 Triliun untuk makan siang gratis, maka dia memastikan gaji guru dan dosen akan dipotong.
“Sekolah dan kampus akan banyak rusak karena tidak terawat. Ini Bencana Demografi namanya, makin banyak anak Indonesia yang tidak bisa sekolah, ini jauh dari harapan Bonus Demografi,” imbuh pria yang juga dikenal sebagai salah satu tokoh pendidikan Indonesia ini.
Indra mengungkapkan Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) sudah dilakukan Anies Baswedan saat dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Program ini, kata Indra, bertujuan untuk asupan makanan sehat supaya gizi mereka tercukupi dan mereka sehat secara jasmani untuk mengikuti segala kegiatan belajar.
“Program PMTAS ini berjalan dengan baik tanpa harus melakukan refocusing dan realokasi dana pendidikan, perlindungan sosial dan dana Kesehatan dalam APBD DKI Jakarta,” ucap dia.
Indra menyebut pada program PMTAS tidak ada anggaran yang dipotong sama sekali.
“Mungkin kubu Prabowo – Gibran perlu datang ke kami dan belajar bagaimana cara mengelola program seperti ini. Kami sangat terbuka. Kubu AMIN memang sangat berbeda, semua program sudah pernah dilakukan bukan baru janji,” pungkas Indra Charismiadji.
Jurnalis: Dewo
Tinggalkan Balasan