JAKARTA – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali melakukan simulasi pemilihan presiden (presiden) yang dilakukan dalam riset pada 15-21 September 2021. Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Survei ini dilakukan dengan responden sebanyak 1.220 orang dengan usia 17 tahun keatas dan sudah menikah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 981 responden yang dapat dianalisis. Survei ini memiliki margin of error sebesar 3,19% pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan survei pilihan nama-nama untuk menjadi presiden dilakukan untuk mengetahui preferensi masyarakat tentang calon-calon presiden.
“Untuk itu, kami membuat beberapa simulasi pertanyaan,” kata Deni Irvani saat menyampaikan hasil riset dalam acara Rilis dan Webinar Survei Opini Publik Nasional SMRC bertajuk “Partai dan Tokoh Calon Presiden: Kecenderungan Sikap Pemilih Menjelang 2024” yang digelar secara virtual, Kamis (7/10/2021).
Pada simulasi semi terbuka dengan daftar 42 nama calon presiden, ketika responden ditanya bila pemilihan presiden dilakukan sekarang ini, maka Prabowo Subianto mendapat dukungan tertinggi sebesar 18,1%.
Disusul Ganjar Pranowo sebesar 15,8%, Anies Baswedan 11,1%, Sandiaga Uno 4,8%. Sedangkan nama-nama calon presiden lainnya masih berada di bawah 4% dan yang menyatakan tidak tahu ada sebanyak 16,3%.
Melihat tren pemilihan dalam simulasi format semi terbuka ini, Deni mengungkapkan dukungan publik terhadap Ganjar Pranowo meningkat tajam, dari 6,9% pada Maret 2020 menjadi 15,8% di September 2021.
Lalu Prabowo Subianto mengalami penurunan, dari 19,5% di Maret 2020 menjadi 18,3% di September 2021. Kemudian Anies Baswedan mengalami sedikit kenaikan, dari 10,1% di Maret 2020 menjadi 11,1% di September 2021. “Jadi Prabowo cenderung turun, Ganjar Pranowo naik, Anies juga sedikit naik,” ujar Deni Irvani.
Nama calon presiden lain seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno cenderung melemah dari Maret 2020 (7,3%) ke September 2021 (4,8%), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga mengalami penurunan dari 3,9% di Maret 2020 menjadi 3% di September 2020.
Sementara Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak banyak mengalami perubahan, bila Maret 2020 mendapat dukungan 2,8% maka di September 2021 menjadi 3,6%.
Pada simulasi pilihan tertutup dengan menyodorkan 15 nama, nama Prabowo Subianto tetap menjadi pilihan yang teratas dengan dukungan suara sebesar 20,7%. Disusul Ganjar Pranowo sebesar 19%, Anies Baswedan 14,3%, Sandiaga Uno 6,5%, Tri Rismaharini 4,6%, AHY 4,5% dan Ridwan Kamil 4,4%. Kemudian nama-nama lainnya mendapat dukungan dibawah 3% dan responden yang menjawab tidak tahu sebesar 16,3%.
Bila dibandingkan dengan Oktober 2020 ke September 2021, dukungan suara Prabowo Subianto mengalami penurunan dari awalnya 22,2% menjadi 20,7%. Ganjar Pranowo mengalami kenaikan dukungan dari 11,7% menjadi 19% dan Anies Baswedan mengalami kenaikan sedikit dari 10% menjadi 14,3%.
Sementara, Sandiaga Uno mengalami penurunan dukungan dari 7,8% menjadi 6,5%. Lalu AHY dari 3,8% menjadi 4,4% dan Ridwan Kamil mengalami penurunan tajam dari 7,3% menjadi 4,5%.
Pada simulasi tertutup 8 nama, Prabowo Subianto mendapat dukungan 22,5%, disusul Ganjar Pranowo 20,5%, Anies Baswedan 16,1%, Sandiaga Uno 7,3%, Tri Rismaharini 6,6%, AHY 5,4%, Ridwan Kamil 5,2% dan Puan Maharani 1,5%.
“Dibanding Mei 2021, dukungan untuk Ganjar pada September 2021 menguat dari 16,3% menjadi 20,5%. Sedangkan Prabowo melemah dari 26% menjadi 22,5%. Nama-nama lain perubahannya dibawah 1%,” terang Deni Irvani.
Kemudian pada simulasi tertutup dengan 3 nama calon presiden, Prabowo kembali unggul dengan dukungan sebesar 30,8%, disusul Ganjar Pranowo sebesar 29,3% dan Anies Baswedan 25%. Responden yang menjawab tidak tahu 14,8%.
“Bila dibandingkan dengan Mei 2021, dukungan untuk Ganjar menguat dari 25,5% menjadi 29,3%, Anies sedikit naik dari 23,5% menjadi 25%, sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1% menjadi 30,8%,” jelas Deni Irvani.
Dalam survei tersebut, pihaknya membandingkan Pilpres 2014 dengan Pilpres 2024. Dengan alasan, karena kedua pilpres itu memiliki kondisi yang sama, yaitu tidak ada petahana. Pada Pilpres 2019 ada petahana yaitu Joko Widodo (Jokowi).
“Pada survei Desember 2011, 2,5 tahun menjelang Pilpres 2014, survei dua nama teratas adalah Megawati dan Prabowo,” papar Deni Irvani,
Pada saat itu, Megawati mendapat dukungan yang paling besar tapi hanya 19,8%, kemudian Prabowo 12,1%. Dari Maret 2010 ke Desember 2011, dukungan pada Megawati dan Prabowo cenderung stagnan. Pada saat itu, nama Jokowi belum muncul kelima besar. Namun kita tahu pada 2014 ternyata atau akhirnya Jokowi yang unggul di hari H.
Sekarang bila melihat di 2021 ini, atau 2,5 tahun menjelang Pilpres 2024, dua terbesar adalah Prabowo dan Ganjar, yang paling tinggi Prabowo sementara sebesar 18,1% dan Ganjar 15,8%. “Dari Maret 2020 ke September 2021 dukungan pada Prabowo sedikit stagnan bahkan sedikit melemah dari 19,5% menjadi 18,1% sedangkan Ganjar dari 6,9% naik menjadi 15,8%,” Pungkas Deni.
Tinggalkan Balasan